Kendari, SastraNews.id – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Provinsi Sultra menggelar Maulid Nabi Muhammad SAW Rabiulawal 1446 H/2024 Masehi yang dipusatkan di Aula Bahteramas, Senin (30/9/2024). Pelaksanaan kegitan tersebut bekerjasama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Sultra.
Kegiatan ini mengusung tema “Meneladani Akhlak Rasulullah SAW dalam Penguatan Implementasi Pengamalan Ajaran Islam yang Rahmatan Lil Alamin”. yang dibuka langsung Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto.
Dalam sambutannya Pj Gubernur Andap mengatakan, peringatan Maulid Nabi tersebut adalah momentum untuk mengingatkan diri agar selalu meneladani akhlak dan sifat Rasulullah SAW dan diimplementasikan dalam kegiatan sehari – hari, baik di lingkungan sosial maupun di lingkungan kerja. “Peringatan Maulid bukan sekadar seremonial belaka, tetapi sebagai momen untuk mengingatkan diri, memahami dan dapat mengimplementasikan ajaran Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Andap.
Andap mengingatkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang memiliki sifat mandiri dan berakhlak mulia. Salah satu filosofi yang Ia sampaikan dalam acara tersebut adalah tentang pentingnya mengimplementasikan ajaran-ajaran Nabi. “Jika kita hanya mendengar dan mengatakan, kita akan mudah lupa. Namun, jika kita implementasikan, kita akan menjadi ingat selamanya. Olehnya itu saya minta khususnya seluruh ASn lingkup Pemprov agar bisa meneladani sifat dan akhlak Rasulullah Muhammad SAW,” pintanya. Andap juga menegaskan pentingnya melihat kondisi nyata dan memahami bagaimana ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW dapat diaktualisasikan dalam kehidupan nyata.
“Andap Apresiasi “Tradisi Male” dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446/ H”
Dalam kesempatan, Pj Gubernur mengapresiasi “Tradisi Male”, sebuah tradisi khas Sultra yang selalu hadir dalam setiap peringatan Maulid Nabi SAW. Menurut Andap, tradisi ini, memiliki filosofi mendalam yang mengingatkan pada akhlak dan sifat-sifat mulia Rasulullah SAW.
Tradisi Male adalah seni merangkai kertas warna-warni yang dipadukan dengan telur ayam dan tusuk bambu, yang kemudian dihias sedemikian rupa sehingga menyerupai berbagai bentuk, seperti masjid, rumah dan hiasan lainnya. “Hiasan-hiasan ini tidak hanya mempercantik perayaan, tetapi juga mengandung makna filosofis yang mendalam. Yakni setiap perbuatan yang dilakukan haruslah dilandasi dengan niat yang positif dan tindakan yang lurus, sebagaimana akhlak Rasulullah SAW yang selalu mengedepankan integritas dan kejujuran dalam setiap tindakannya.,”terang Andap. (***)