Kendari, SastraNews.id -Kasus bullying kerap mengancam kondisi mental sejumlah siswa dan pelajar khususnya di wilayah Kota Kendari. Baik dilingkungan sekolah jenjang, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat. Menyikapi hal itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari mendorong pemerintah kota Kendari melalui Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Dikbud) Kota Kendari agar terus melakukan sosialisasi dan mengawasi kecenderungan terjadinya perundungan siswa atau bullying di sekolah.
Ketua DPRD Kota Kendari, La Ode Muhammad Inarto menegaskan, pihaknya bersama pemerintah ikut bertanggungjawab untuk menjamin ketentraman dan kenyamanan sejumlah pelajar siswa khususnya di Kota Kendari dalam mengikuti pembelajaran di lingkungan sekolah masing-masing. Salah satunya dengan melakukan pencegahan kasus perundungan siswa dengan gencar menyosialisasikan di lingkungan sekolah. “walaupun saat ini belum ada kasus bullying di sekolah, tapi pemerintah kota melalui instansi terkait dapat “Pemerintah Kota melalui instansi teknis harus mendeteksi dini kasus bullying siswa ini. Juga harus mencegah dengan pemasangan stiker atu spanduk stop bullying di lingkungan sekolah. “Kenapa ini penting dilakukan dan kita harus seriusi, karena ini mengenai mental para pelajar. Dan ini bukan hanya pemerintah, tetapi masyarakat juga harus mengawasi, terutama di sekolah-sekolah,” tegas Inarto.
Disisi lain, Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Kendari periode 2019-2024 ini menilai, kasus bullying pasti masih sering terjadi di lingkungan sekolah, hanya saja karena belum terungkap. Untuk itu, Pihaknya mengajak semua pihak untuk mendeteksi dini kasus semacam ini agar tidak terjadi terkhusus di wilayah Kota Kendari. Hal ini juga sejalan dengan asta cita presiden dalam rangka mencerdaskan anak bangsa sperti pemberian makan bergizi gratis. Tentu ini dimaksudkan agar generasi pelajar bangsa lebih cerdas, aman dan nyaman dalam mengikuti pembelajaran. “Dampak dari bullying ini sangat buruk terhadap tumbuh kembang para pelajar. Seperti memunculkan sikap rendah diri dan tidak percaya diri yang dapat menghambat seseorang untuk dapat berkembang sesuai dengan apa yang dicita-citakan,”tuturnya.
Politisi Partai Golkar ini kembali mengingatkan kepada pihak sekolah agar membuat peraturan tegas anti bullying. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi aksi bullying terhadap peserta didik dengan membuat peraturan anti bullying di sekolah. “Ini merupakan salah satu pencegahan, lebih baik mencegah dari pada terjadi. Maka sekolah harus memiliki kebijakan anti-bullying yang jelas dan tegas. Sediakan mekanisme pelaporan yang aman dan merahasiakan bagi korban dan saksi bullying,” tandasnya.
Hal senada disampaikan anggota DPRD Kota Kendari, Samsuddin Rahim. Ia meminta pemerintah kota terus melakukan sosialisasi anti bullying di sekolah-sekolah di Ibukota Sulaewesi Tenggara ini. Pasalnya, praktek bullying pasti sering terjadi di sekolah-sekolah hanya belum ada yang menyampaikan ke publik. Ia menambahkan, pemerintah kota harus memperhatikan persoalan ini untuk menyukseskan program Kota Layak Anak yang sedang gencar dipersiapkan saat ini. Sebab, salah satu yang menyebabkan turunnya penilaian karena masih adanya kasus bullying yang terjadi disekolah-sekolah di Kota Kendari. Maka dari itu diperlukan penanganan khusus akan hal tersebut. “Kami berharap Pemerintah Kota Kendari bisa lebih peka lagi dalam menyikapi persoalan ini. Sebab jika tidak kita akan sulit untuk mendapatikan pengharagan kota layak anak kategori utama,” kata Samsuddin Rahim.
Mantan Ketua DPRD Kota Kendari mengatakan, peran dari guru-guru disekolah harus lebih maksimal lagi dalam mengawasi para sisswanya, Sehingga tidak ada lagi praktek bullying yang terjadi di Kota Kendari “Kami meminta agar guru tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga turut memperhatikan kondisi psikologis dan sosial siswa. Sebab jika psikologi siswa sudah terganggung akan sulit bagi kita untuk mengembalikannya, “tuturnya.
Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Kendari ini menjelaskan, guru memiliki peran penting sebagai orang tua kedua di sekolah. Jika ada siswa yang mengalami perubahan perilaku, seperti sering menghindar, atau bahkan terlihat stres, ini bisa menjadi indikasi bahwa mereka sedang menghadapi masalah, termasuk kemungkinan menjadi korban bullying,” jelasnya.
Selain memberikan edukasi, siswa juga harusnya dibekali dengan buku panduan tentang pencegahan bullying. Buku ini berisi informasi tentang jenis-jenis bullying, cara mengidentifikasi tanda-tanda bullying, serta langkah-langkah yang bisa diambil jika seseorang mengalami atau menyaksikan bullying.
Ia menambahkan, berbagai bentuk bullying yang sering terjadi di lingkungan sekolah, seperti bullying verbal, fisik, sosial, dan cyberbullying. Untuk itu, ia mengajak siswa untuk berani melaporkan jika mereka atau teman mereka menjadi korban bullying. “Tidak ada alasan untuk merasa takut atau malu melaporkan tindakan bullying. Justru, dengan melapor, maka siswa itu membantu dirinya sendiri dan teman-teman lain agar tidak menjadi korban,”tambahnya, (red/adv).
