Jakarta, SastraNews.id – Menyambut pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang akan digelar pada November mendatang, sejumlah partai politik (Parpol) mulai menyeleksi figur potensial yang akan diusung sebagai bakal calon kepala daerah. Baik ditingkat Provinsi hingga kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia. Seperti halnya di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara, beberapa partai besar semisal partai Nasdem dan PPP itu sudah memutuskan figur yang akan didukung pada perhelatan kotenstasi Pikada tahun ini. Namun berbeda dengan partai Golongan Karya (Golkar). Hingga saat ini, partai berlambang pohon beringin itu belum menentukan siapa figur yang akan diusung, baik di Pilgub maupun Pilbup dan walikota.
Sebagai partai besar dan tertua di Republik ini, tentunya dalam menghadapi pesta demokrasi selalu memprioritaskan kader terbaiknya untuk tampil sebagai simbol keterwakilan semua kelompok dan golongan. Hal itu ditegaskan oleh kader DPP partai Golkar Muhammad Oleh Sinapoy.
Pria kelahiran Kendari Sultra ini memberikan penegasan kepada publik jika partai golongan karya (Golkar) lebih memprioritaskan kadernya di kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 ini. Bahkan ia menyayangkan jika momentum Pilkada dan khususnya Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sultra tidak ada figur Golkar yang tampil. Pasalnya, selain sebagai partai besar, untuk di Sultra itu banyak kader yang memiliki potensial untuk tampil sebagai calon gubernur.
“Disana itu ada Ridwan Bae, ada Hery Assiku dan juga ada Abdul Rahman Farisi. Mereka ini punya elektabilitas yang mumpuni untuk bisa maju di Pilgub Sultra. Sehingga sayang momentum Pilgub ini tidak ada figur dari Golkar, ” ungkap Muhammad Oheo Sinapoy kepada wartawan via selulernya.
Mantan anggota komisi VIII DPR RI ini mengatakan, kendati demikian hingga saat ini belum ada keputusan resmi dari DPP partai golkar terkait bakal calon gubernur yang akan diusung di Pilgub Sultra. “Sehingga jika ada bakal calon apalagi bukan dari partai golkar yang mengaku sudah mendapatkan pintu golkar itu tidak benar. Karena untuk menentukan figur itu, partai punya mekanisme tersendiri dalam mengusung bakal calon,” katanya.
Ia menambahkan, keputusan mutlak itu ada di DPP. Iapun meyakini dan percaya bahwa momen pilkada di tahun 2024 ini kader tetap menjadi prioritas. “Karena saya berfikir begini, tidak ada pemilik rumah yang mau bernegosiasi dengan penjara yang akan mencuri rumahnya. Artinya bahwa saya sebagai kader yang terlahir dari partai golkar Sultra itu menyayangkan kalau tidak ada kader yang tampil di Pilgub, apalagi partai ini sangat besar dan memiliki kader yang hebat baik di level Provinsi hingga kabupaten/kota, “tandasnya. (mal)